Aekkanopan, (Berita Rakyat)
Keluhan pedagang pasar
Aekkanopan, Kecamatan Kualuhhulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) atas
naiknya harga retribusi pasar mencapai 100 % menjadi dilema yang mengakibatkan
banyak pedagang enggan membayar retribusi.
Menurut sejumlah pedagang,
kenaikan retribusi itu dinilai tidak sesuai dengan kondisi para pedagang yang
ada di pasar Aekkanopan. Kebijakan dinas ini sendiri terkesan hanya sepihak
tanpa melalui musyawarah sebelumnya dengan para pedagang, sehingga para
pedagang banyak yang merasa keberatan untuk membayar retribusi ke Dinas Pasar.
Sementara, lanjut mereka, harga
retribusi tetap naik, namun pembangunan untuk pasar sendiri tidak pernah ada
yang terealisasi. Bahkan, belakangan ini, para
pembeli enggan untuk membeli barang dagangan mereka karena tempat mereka
berdagang tergenang air dan becek akibat meluapnya air dari saluran air yang
ada di pasar. “Kami menilai, naiknya retribusi pasar tidak sesuai dengan
kondisi kami. Lagi pula, kebijakan itu hanya sepihak, karena selama ini belum
pernah ada musyawarah sebelumnya sama kami untuk menaikkan harga retribusi, namun,
tiba-tiba sudah naik 100 %.
Harga retribusi tetap naik, tapi,
pembangunan di pasar sendiri tidak ada yang terealisasi. Bahkan, belakangan
ini, dagangan kami jarang ada yang laku, karena tidak ada pembeli. Bagaimana
pembeli mau membeli dagangan kami, kalau tempat dagangan kami kena banjir
akibat meluapnya air dari saluran air yang ada
di pasar ini, kata sejumlah pedagang dengan menunjukkan raut wajah
kesal.
Saat Kepala Dinas Pasar,
Kebersihan dan Pertamanan, Saimin dikonfirmasi Berita Rakyat
menjelaskan, pihaknya telah pertemuan dengan Himpunan Pedagang Pasar Aekkanopan
(HIPPAK) beberapa minggu lalu, dan mereka setuju dengan Peraturan Daerah
(Perda) tentang kenaikan harga retribusi pasar.
Selama ini, menurut dia, para
pedagang keberatan karena tidak ada jawaban pasti yang diberikan oleh pengutip
retribusi kepada para pedagang, sehingga para pedagang banyak yang mengeluh
dengan naiknya retribusi pasar.
Lebih jauh dia menjelaskan,
keluhan para pedagang sudah dia tampung. Apalagi mengenai tempat dagangan
mereka yang sering banjir. Untuk ke depan, dia akan menangani drainase induk,
supaya tidak ada lagi genangan air yang dapat menyebabkan banjir. Dia juga
mengatakan, pembangunan drainasi induk itu rencananya akan dianggarkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) TA. 2013 nanti. (br.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar