Warga dua
Kecamatan, Kualuhhilir dan
Kualuh Leidong mengeluhkan tentang kerusakan jalan yang
menghubungkan kedua kecamatan tersebut. Warga yang pada umumnya adalah
petani merasa sangat dirugikan akibat rusaknya jalan ini.
Hal ini
terungkap dari salah seorang warga, Simanjuntak yang ditemui Berita Rakyat, belum lama berselang. Warga tersebut menjelaskan
bahwa selama ini, akibat dari rusaknya jalandimaksud menyebabkan rendahnya harga jual hasil
pertanian mereka. Besarnya biaya transportasi menjadi alasan para tengkulak
untuk menurunkan harga jual hasil pertanian.......
Sesuai
informasi yang berhasil dihimpun,
meskipun hanya berjarak sekitar 40 km dari kota Aekkanopan, di daerah ini, akibat tingginya biaya
angkutan, harga tandan buah segar kelapa sawit misalnya hanya sekitar Rp.
600 - Rp. 800/kg. Harga tersebut sangat jauh berbeda
dengan harga di kota Aekkanopan
yang berada pada kisaran Rp. 1.400 – Rp.1.600 / Kg.
Tokoh
muda Kualuh Leidong, Pander Sinaga, saat berbincang-bincang dengan Berita Rakyat, sangat menyesalkan sikap pemerintah yang
sepertinya tidak mau ambil pusing dengan beban yang ditanggung rakyat saat ini.
“Kondisi ini telah terjadi sejak puluhan tahun
yang silam, namun sepertinya pemerintah belum pernah serius untuk menyikapi hal
ini. Dan setelah ditetapkannya Labuhanbatu Utara menjadi kabupaten, kami
mengira daerah ini akan segera merasakan arti dari pembangunan. Namun ternyata
tiga tahun pasca terbentuk, belum ada proses pembangunan yang cukup berarti
bagi masyarakat," ungkap Pander memperlihatkan kekecewaannya. (br.06).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar