Jumat, 16 Maret 2012

Nauzubillah, Bekas Kadispora Labura Buka Bisnis Gituan?

Tanjungpasir, (Berita Rakyat)

Boleh jadi, akibat minimnya penghasilan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) guna memenuhi kebutuhan dua ”dapur” (istilah lain dari istri tambahan atau boleh juga gendak dan bisa pula selingkuhan-red), M. Kholidi, SPd, bekas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu Utara (Labura) terpaksa melakoni kerjaan sampingan, buka bisnis gituan di Dusun III, Desa Tanjungpasir, Kecamatan Kualuh Selatan.............





     
Kecuali menyediakan Wanita Pemuas Seks (WPS), sebagai menu utama komunitas hidung belang, Kholidi bersama “dapur” tambahannya yang ngetop dipanggil Mami juga melayani peminat minuman keras (miras) beralkohol campuran (tuak, minuman botol berbagai merek-red), plus perangkat musik karokean.
     
Pendek kata, meski diseputaran lokasi praktik “haram” bekas Kadispora tersebut, juga ada beroperasi barak serupa milik M. Yamin dan Roni, ternyata frekuensi (naik turun) pengunjung di kafe Kholidi masih diatas standar rata-rata.
     
Maklumlah, selain memang pernah menjabat sebagai Kadispora dan Komandan Regu (Danru) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), keseharian Kholidi cukup kondang bergaul dengan preman, spesial yang kerap “ngumpul” di lokasi begituan. Praktis, setelah buka lapak sendiri, pengunjung lokasi esek-esek yang dikelola Pak Guru Kholidi (sebelumnya basis PNS Kholidi adalah di Dinas Pendidikan-red) ini bukan hanya kalangan preman, rekan-rekan sekerja di Pemkab Labura tidak jarang pula ikut nimbrung disitu.
     
“Tidak salah itu bang, waktu ngumpul disana, kami pernah melihat mobil dinas salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) parkir di kafe Pak Kholidi. Tapi tak usah lah kami bilang dari dinas mana, jadi tak sedap pula nanti sama dia,” aku beberapa rekan terbilang sering mojok di kafe.
    
Masih menurut para rekan yang minta identitas mereka jangan di Berita Rakyat kan, langgengnya usaha ilegal bekas Kadispora Labura itu, diyakini, karena sudah ada semacam kerja sama antara pihak aparat Pemkab terkait maupun pihak aparat penegak hukum seetempat (wilayah hukum Polsek Kualuhhulu Resort Labuhanbatu-red). Bukti kongkret, kendati operasional lapangan lokasi esek-esek dimaksud sudah berlangsung hampir dua tahun, namun hingga kini belum sekali pun kedengarannya terkena razia. Padahal perangkat kerja di Kantor Satpol PP Labura, terlihat sudah lengkap, termasuk mobil patroli.
     
“Biar abang tahu waktu kami disitu, Pak Kholidi bilang pihak manapun tidak akan bisa menutup usahanya. Sebab, baik polisi, wartawan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sudah dia tutupi. Kita tengok saja, sampai sekarang semua aman, kan Bang?,” imbuh rekan tadi blak-blakan.
     
Ekses dibukanya bisnis gituan milik Kholidi tersebut, masyarakat diseputaran lokasi daerah yang sejak dahulu dikenal sangat religius (pusat pemerintahan Kesoeltanan Koealoeh = Kualuh-red) setiap saat menjadi resah. Bukan cuma karena hingar bingarnya musik dangdut karokean, bahkan tidak jarang terjadi keributan.
     
Lebih fatal lagi, masyarakat setempat, termasuk anak-anak usia sekolah sudah terbiasa setiap hari melihat tingkah polah para WPS yang terkesan tidak merasa malu memamerkan tubuh dengan pakaian you can see hilir mudik membeli keperluan masing-masing di kedai-kedai yang ada disana.
     
Keresahan masyarakat Tanjungpasir atas keberadaan lokasi esek-esek tersebut diakui oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa (Kades), Nuraisyah Hasibuan.
     
Pihak Desa katanya, sudah pernah membuat kesepakatan dengan pemilik kafe (termasuk Kholidi-red) untuk sama-sama mentaati “aturan main” di Desa, tidak terkecuali penetapan jam operasi hingga 11.00 WIB. Kenyataannya, pemilik kafe sama sekali tidak mengindahkan kesepakatan, buka hingga dini hari dan beberapa kali pernah terjadi keributan membuat masyarakat semakin tidak nyaman.
      
Peristiwa keributan paling anyar, belum lama berselang. Istri tua M. Kholidi, SPd “melabrak” lokasi bisnis gituan sang suami. Kendati belum sampai ke polisi, yang pasti saat ini tengah menjadi urusan Kades Tanjungpasir.
     
“Benar pak, informasi yang Bapak terima dilapangan tidak jauh beda dengan yang ada. Saya bersama Kepala Dusun (Kadus) III Tanjungpasir akan menjumpai Pak Kholidi atas pengaduan istrinya,” ucap Bu Kades.
     
M. Kholidi, SPd sendiri membantah tegas informasi yang disampaikan masyarakat tentang aktivitasnya sekarang sebagai pengelola bisnis gituan. Tak ada itu dinda, mana mungkin saya berani-beranian berbuat yang tidak-tidak. Apalagi mengatakan sudah menutup mulut wartawan, LSM, polisi. Tak ada itu dinda. Memang, saya ada membuat usaha disini sebagai masukan tambahan,” tangkis bekas Kadispora Labura menjawab konfirmasi Berita Rakyat melalui ponsel. Nauzubillah... (br.04)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar