Jumat, 16 Maret 2012

Simalakama



Ibarat makan buah simalakama : “Dimakan Mati Ayah, Tak Dimakan Mati  Ibu”. Begitulah, barangkali, nasib apes yang bakalan diderita seratusan PK 5 yang saban hari menggelar dagangannya di pojok gang-gang kecil diseputaran Aekkanopan, Ibukota Kabupaten “Babontuk Elok Basimpul Kuat” itu. Demi “sejengkal perut”.

Sepintas, masalahnya terlihat sepele, memang. Berdalih pembenahan infrastruktur, Pemkab Labura dengan pasangan nakhoda H. Kharuddinsyah Sitorus, SE/H. Minan Pasaribu, SH.MM bermaksud “memoles” kota Aekkanopan supaya lebih elok bentuknya ketimbang sekarang. Wih, amit-amit jabang bayi.
Dibalik itu semua, seratusan PK 5 yang sejak bertahun-tahun “mengayuh” rezeki diantara gang-gang tersebut -- sesuai hasil pertemuan dengan Pemkab Labura difasilitasi wakil rakyat di DPRD, Selasa (21/02) -- paling  lama akhir April, seluruh mereka “wajib” hengkang dari lapak masing-masing.

Disini masalahnya. Untuk relokasi PK 5 dari sana, ternyata Pemkab Labura sama sekali belum menyiapkan lahan. Jalan keluar sementara, seratusan PK 5 yang akan digusur dari gang, dipindahkan ke sisi badan jalan sepanjang jalan Sudirman. Inti kota.

Selesaikah? Konsekuensi logis, dengan pengalihan mereka ke lokasi PK 5 inti kota, praktis jumlah pedagang yang berjualan di situ akan semakin manyomak. Otomatis pula akan menambah “kesangaran” kota Aekkanopan. Itu belum dihitung banyaknya truck-truck barang bongkar muat di bawah “pohon sono”, persisnya komplek Pos Jaga Pengatur Lalu Lintas (Gatur Lantas) setempat.
Buntut tak sedap, akibat ketidaksiapan Pemkab Labura merelokasikan PK 5 ke tempat yang layak, ratusan PK 5 Aekkanopan sekarang ini jadi “ketar-ketir”. Akhir April tak lama lagi, sementara para pedagang terus berkutat, bukan cuma untuk memenuhi kebutuhan perut saja. Tahun Ajaran 2012 sudah diambang pintu. 

Bagaimana tentang pendidikan anak?
Tegasnya, seabrek kebutuhan terus mendesak. Sementara lapak berjualan tak lama lagi pasti berubah total sesuai tuntutan visi-misi pasangan Bupati Labura : “Mewujudkan Kabupaten Labuhanbatu Utara Sejahtera”.
Sekarang, banyak PK 5 mulai mendua hati. Apakah dengan menggabungkan PK 5 pojok gang dengan PK 5 inti kota hanya merupakan kiat Pemkab Labura untuk lebih memudahkan menggusur mereka ke tempat yang belum jelas, nantinya? Cuma Bupati yang bisa menjawab. Kita tunggu... (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar