Ibarat makan buah
simalakama : “Dimakan Mati Ayah, Tak Dimakan Mati Ibu”. Begitulah, barangkali, nasib apes
yang bakalan diderita seratusan PK 5 yang saban hari menggelar dagangannya di
pojok gang-gang kecil diseputaran Aekkanopan, Ibukota Kabupaten “Babontuk
Elok Basimpul Kuat” itu. Demi “sejengkal perut”.
Sepintas,
masalahnya terlihat sepele, memang. Berdalih pembenahan infrastruktur, Pemkab
Labura dengan pasangan nakhoda H. Kharuddinsyah Sitorus, SE/H. Minan Pasaribu,
SH.MM bermaksud “memoles” kota Aekkanopan supaya lebih elok bentuknya ketimbang
sekarang. Wih, amit-amit jabang bayi.
Dibalik itu semua,
seratusan PK 5 yang sejak bertahun-tahun “mengayuh” rezeki diantara gang-gang
tersebut -- sesuai hasil pertemuan dengan Pemkab Labura difasilitasi wakil rakyat
di DPRD, Selasa (21/02) -- paling lama
akhir April, seluruh mereka “wajib” hengkang dari lapak masing-masing.
Disini masalahnya.
Untuk relokasi PK 5 dari sana, ternyata Pemkab Labura sama sekali belum menyiapkan
lahan. Jalan keluar sementara, seratusan PK 5 yang akan digusur dari gang,
dipindahkan ke sisi badan jalan sepanjang jalan Sudirman. Inti kota.
Selesaikah? Konsekuensi
logis, dengan pengalihan mereka ke lokasi PK 5 inti kota, praktis jumlah pedagang
yang berjualan di situ akan semakin manyomak. Otomatis pula akan
menambah “kesangaran” kota Aekkanopan. Itu belum dihitung banyaknya truck-truck
barang bongkar muat di bawah “pohon sono”, persisnya komplek Pos
Jaga Pengatur Lalu Lintas (Gatur Lantas) setempat.
Buntut tak sedap, akibat
ketidaksiapan Pemkab Labura merelokasikan PK 5 ke tempat yang layak, ratusan PK
5 Aekkanopan sekarang ini jadi “ketar-ketir”. Akhir April tak
lama lagi, sementara para pedagang terus berkutat, bukan cuma untuk memenuhi
kebutuhan perut saja. Tahun Ajaran 2012 sudah diambang pintu.
Bagaimana tentang
pendidikan anak?
Tegasnya, seabrek
kebutuhan terus mendesak. Sementara lapak berjualan tak lama lagi pasti berubah
total sesuai tuntutan visi-misi pasangan Bupati Labura : “Mewujudkan
Kabupaten Labuhanbatu Utara Sejahtera”.
Sekarang, banyak PK
5 mulai mendua hati. Apakah dengan menggabungkan PK 5 pojok gang dengan PK 5
inti kota hanya merupakan kiat Pemkab Labura untuk lebih
memudahkan menggusur mereka ke tempat yang belum jelas, nantinya? Cuma Bupati
yang bisa menjawab. Kita tunggu... (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar