Oleh :
Dr. H.
Charles Siregar, Sp.A
Dokter
spesialis anak RSUD Aekkanopan Labura
ANAK adalah karunia yang terbesar bagi keluarga,
agama, bangsa, dan negara. Pada dirinya melekat harkat dan martabat manusia,
karena itu selayaknya anak mendapat kesempatan untuk meperoleh hak tumbuh
kembang sesuai dengan potensi dirinya. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
anak adalah penerus cita-cita bagi kemajuan suatu bangsa. Hak asasi anak
dilindungi di dalam Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Sedangkan menurut Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud dengan anak adalah
seseorang yang belum berumur 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Karenanya dapatlah dimengerti bahwa anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil,
melainkan manusia yang oleh karena kondisinya belum mencapai taraf pertumbuhan
dan perkembangan yang matang, maka segala sesuatunya berbeda dengan orang
dewasa pada umumnya.
Tapi apakah masyarakat dalam hal ini para orangtua
paham apa yang dimaksud dengan tumbuh kembang anak dan sudahkah para orangtua
memberi sarana yang sesuai bagi mendukung tumbuh kembang yang optimal. Jawabnya
bisa beragam, ada yang tau ada yang tidak, malah ada yang tidak peduli.
Biasanya para orangtua terutama ibu ibu muda lebih memilih pengalaman dari orangtuanya atau orang sekitarnya.
Sehingga tidak jarang ditemukan anak yang menjadi korban, akibat minimnya
pengetahuan kita mengenai tumbuh kembang anak. Untuk
bisa merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita perlu mengetahui
banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan
menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan anak
anak kita.
Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara
alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau
orang tua. Periode penting dalam tumbuh
kembang anak adalah masa balita. Karena
pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Pada masa balita ini
perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan
intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada
masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi
yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan
kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih
dalam kandungan.
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua
peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling
berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau
ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran
panjang (cm, meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan
lingkungannya. Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak, yaitu: Faktor genetik, hal ini yang menentukan sifat bawaan anak
tersebut. Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari
orang tuanya.
Selanjutnya
faktor lingkungan, yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu
berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar
anak untuk tumbuh kembang sejak dalam kandungan
sampai dewasa. Lingkungan yang baik
akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang
baik akan menghambat tumbuh kembangnya.
Kebutuhan
dasar anak untuk tumbuh kembang
Secara umum dibagi menjadi tigsa kebutuhan dasar
yaitu: pertama kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”) Meliputi: pangan/gizi, perawatan
kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang teratur, pengobatan,
pemukiman yang layak, kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan, pakaian,
rekreasi, kesegaran jasmani. Kedua kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”), dari
orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, atau psikososial.
Ketiga kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”), stimulasi mental mengembangkan
perkembangan kecerdasan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian,
moral-etika, produktivitas dan sebagainya. Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan
ASAH yang memadai akan mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan
potensi genetik yang dimilikinya.
Tumbuh
Kembang Anak Sehat
Pertumbuhan fisik anak saat usia-usia awal perlu
dimonitor, kurang optimalnya pertumbuhan menandakan ada sesuatu pada diri anak.
Tumbuh kembang anak pada aspek fisik mencakup Berat Badan, Tinggi Badan,
Lingkar Kepala, dan Tonus Otot. Sedangkan Perkembangan motorik dibagi menjadi
motorik kasar, yaitu gerakan fisik yang memerlukan keseimbangan dan koordinasi
antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh
anggota tubuh. Motorik Halus berkaitan dengan perkembangan fleksibilitas tangan
dan jari jemari untuk melakukan aktivitas seperti menyuapkan makanan ke mulut,
menggambar, menulis, berpakaian, ataupun permainan yang membutuhkan koordinasi
tangan, juga termasuk koordinasi otot-otot kecil di daerah oral, seperti lidah,
bibir, dan otot pipi.
Perkembangan Kognitif dan Emosi, merupakan proses seseorang memperoleh
pengetahuan tentang dunia, yang meliputi proses berpikir, belajar, menangkap,
mengingat, dan memahami. Perkembangan kognitif adalah pertumbuhan dan
perkembangan kapasitas intelektual. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak dalam perkembangan kognitifnya adalah Lingkungan, dimana lingkungan yang
penuh kasih dan cukup rangsangan kemungkinan besar akan meningkatkan taraf
kecerdasan anak, lalu Kematangan, dimana perkembangan susunan saraf yang matang
akan menjadikan fungsi-fungsi organ tubuh maupun indra lebih sempurna.
Pengaruh
sosial, dimana hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, seperti
pengasuhan, pendidikan akan memberikan pengaruh pada perkembangan kognitif
anak. Perkembangan emosi dimulai sejak anak lahir hingga besar. Anak
mengembangkan emosinya melalui pengalaman yang didapat dengan berinteraksi
dengan orang di sekitar dan lingkungannya. Reaksi emosi itu antara lain: Takut,
Cemas, Marah, Cemburu, Iri hati, Sedih, Sayang, dan Gembira.
Perkembangan kemampuan
berbahasa adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan yang abstrak dan kompleks sekalipun, melalui rangkaian
kata bermakna sehingga dapat dipahami oleh lingkungannya. Kemampuan ini sangat
penting dalam tumbuh kembang anak. Oleh karena itu sering-seringlah mengajak
anak berbicara agar kemampuan bahasanya berkembang. Dengan menguasai bahasa,
anak mengerti aturan berkomunikasi yang akan berguna sampai dewasa, termasuk
tata cara dan sopan santun berbahasa.
Perkembangan sosial, perkembangan ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam
menyesuaikan diri dan mengembangkan tingkah laku sosialnya agar dapat
bersosialisasi dengan baik. Perkembangan ini mencakup empat hal, yaitu:
kemampuan Interpersonal, yang merupakan keterampilan yang digunakan dalam
interaksi sosial, seperti bersahabat, menolong, menerima dan memberi pujian,
lalu kemampuan untuk diterima teman sebaya, keterampilan mengatur diri sendiri
dalam situasi sosial, serta keterampilan berkomunikasi untuk menjalin hubungan
baik dengan menjadi pendengar yang responsif, memberi perhatian, dan lainnya.
Sejak umur setahun, orang tua dapat mengajarkan pada anak keterampilan sosial
dengan cara memberikan contoh langsung, seperti mengucapkan terima kasih,
meminta tolong, mengantre, mengucapkan permisi, berbagi, serta belajar untuk
meminta maaf.
Orang tua sangat dihrapkan memiliki dasar pengetahuan
agar dapat mendeteksi jika ada masalah dalam tumbuh kembang anak, caranya bisa
dengan mencocokkan perkembangan yang sudah dicapai si anak dengan tugas-tugas
perkembangan yang harusnya sudah dikuasainya. Pengetahuan itu juga memungkinkan
si anak mendapatkan stimulasi perkembangan secara optimal.
Orang
tua harus mengkonsultasikan kepada ahlinya jika sang anak mengalami gangguan.
Umumnya bila anak mengalami keluhan fisik (pertumbuhan), orangtua perlu
mendatangi dokter terlebih dahulu (dokter anak atau dokter umum), jika
keluhannya psikologis (perkembangan), seperti tidak bisa diam, perhatiannya
kurang, atau tidak bisa bermain dengan anak sebayanya, maka orang tua perlu
mendatangi psikolog. Kadang kala faktor fisik dan psikologis ini juga saling
mempengaruhi. Karena itu orang tua bisa mendapatkan penjelasan dan mengetahui
langkah lebih lanjut dari ahlinya. Dengan memperhatikan dan memberikan
stimulasi yang tepat pada tumbuh kembang anak, maka anak diharapkan dapat
tumbuh dengan baik dan normal.
Kesimpulan
Anak bukan orang dewasa
dalam bentuk kecil, melainkan manusia yang oleh karena kondisinya belum
mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan yang matang, maka segala sesuatunya
berbeda dengan orang dewasa pada umumnya. Proses tumbuh kembang anak dapat
berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada
orang dewasa atau orang tua. Periode
penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita.
Karena pada masa ini pertumbuhan
dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa
balita ini perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan
sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral
serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Dengan
memperhatikan dan memberikan stimulasi yang tepat pada tumbuh kembang anak,
maka anak diharapkan dapat tumbuh dengan baik dan normal. (Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar